Hasil pencarian dengan kata kunci yang dirancang Google muncul di Bing beberapa minggu kemudian setelah 20 insinyur Google melakukan pencarian dan mengeklik hasilnya di komputer Windows dengan IE8 dan Bing Toolbar.
Amit Singhal dari Google menulis bukti-bukti kalau Bing, mesin search engine Microsoft, menjiplak data pencarian Google secara membabi buta. Kedua bukti merupakan hasil eksperimen yang dilakukan para insinyurnya setelah curiga dengan kemampuan Bing selama ini.
Bukti pertama bahwa Bing menjiplak Google adalah dalam pencarian kata “tarsorrhaphy”, prosedur bedah kelopak mata yang sangat jarang dilakukan. Pada pertengahan tahun 2010, Google mengamati hasil pencarian yang unik yang menghasilkan pencarian dengan kata kunci tersebut. Pengguna saat itu memasukkan pencarian dengan kata kunci yang salah, yakni “torsoraphy”. Namun, mesin Google akan merekomendasikan istilah yang benar berikut hasil pencariannya.
“Saat itu, Bing tidak memberikan hasil pencarian dengan istilah yang salah itu. Kemudian, pada akhir musim panas, Bing mulai memberikan hasil pencarian kami kepada pengunjungnya tanpa menyatakan istilah yang benar. Hal tersebut sangat janggal,” tulis Singhal.
Menurutnya, bagaimana mungkin mesin memberikan hasil pencarian dengan kata kunci yang bukan diminta pengunjung tanpa tahu istilah yang benar itu. Kalau memang tahu istilah yang benar, hasil pencarian dengan kata kunci yang benar tentu lebih banyak. Kenyataannya, hasil dengan istilah yang benar ternyata hanya satu alamat dan bercampur dengan kata kunci yang salah.
Ia mengatakan, beberapa bulan kemudian, Google pun mencatat bahwa jumlah alamat situs hasil pencarian di Google yang dijiplak Bing makin bertambah, baik dengan kata kunci yang populer maupun istilah yang salah ketik. Bahkan, kata dia, hasil pencarian yang menurut insinyur Google tak benar karena salah algoritme pun muncul di Bing.
“Kami sadari sesuatu tengah terjadi dan rasa penasaran kami makin kuat pada akhir Oktober 2010 saat betapa banyaknya hasil pencarian tertinggi di Google banyak yang sama dengan Bing. Pola statistik itu sulit sekali dikesampingkan. Untuk menguji hipotesis ini, kami butuh eksperimen untuk memastikan apakah Microsoft benar-benar menggunakan hasil pencarian Google di pemeringkatan Bing,” ungkap Singhal.
Untuk membuktikan hipotesis tersebut, para insinyur Google pun melakukan eksperimen dengan membuat 100 hasil pencarian sintetis. Mereka menggunakan kata-kata kunci yang kecil kemungkinan digunakan pengguna, contohnya “hiybbprqag”. Dalam eksperimen ini, Google menambahkan alamat situs tambahan dalam hasil pencarian yang tidak ada kaitannya dengan kata kunci tersebut.
“Kepada 20 insinyur kami berikan laptop yang sudah dipasangi Microsoft Windows baru dengan Internet Explorer 8 (IE8) yang dilengkapi Bing Toolbar. Selama proses instalasi, kami memilih fitur “Suggested Sites” di IE8 dan kami memilih pengaturan standar Bing Toolbar,” ucap Singhal.
Kemudian, setiap orang diminta melakukan pencarian dengan kata kunci yang aneh-aneh tersebut di mesin pencarian Google lalu mengeklik alamat situs yang telah disisipkan sebelumnya. Dalam beberapa minggu kemudian, alamat situs yang khusus ditambahkan Google ternyata muncul di hasil pencarian Bing untuk kata kunci yang sama. Padahal, itulah satu-satunya alamat situs yang muncul di hasil pencarian Google dan sengaja ditambahkan.
Kata kunci yang dijadikan eksperimen Google antara lain hiybbprqaq yang diberi hasil pencarian pemesanan tiket di sebuah teater di Los Angeles. Kata kunci lainnya delhipublicschool40 chdjob yang diberi hasil pencarian alamat web Credit Union. Adapun kata kunci juegosdeben1ogrande diberi hasil pencarian alamat web penjual perhiasan.
Dengan temuan itu, ia menyimpukan bahwa Microsoft memanfaatkan fitur Suggested Sites di IE8 dan Customer Experience Improvement Program di Bing Toolbar untuk mengirim data-data hasil pencarian pengguna di Google ke Microsoft. Bisa juga menggunakan metode lainnya agar hasil pencarian pengguna di Google bisa dijiplak Bing.
“Kami menantikan kompetisi dengan algoritme search engine yang asli, algoritme yang dibangun di inovasi intinya dan bukan hasil pencarian daur ulang dari kompetitor,” tandas Singhal. Menurutnya, apa yang dilakukan Microsoft hanya akan menghasilkan pencarian murahan, yang tidak lengkap alias versi imitasi Google.
wah, gawat juga sampe njipalk begitu..
BalasHapus