Budidaya kupu-kupu
yang kemudian diawetkan dan dikemas menjadi hiasan cantik di dalam
pigura sangat menguntungkan karena laku di pasar ekspor.
Seorang pengusaha budidaya dan pengrajin hiasan kupu-kupu asal Sulawesi Selatan, Agus Wahyudi, mengatakan, hiasan kupu-kupu yang diawetkan sangat diminati warga Jepang, Korea, Bangkok, Yordania, Australia, dan Belanda.
Ditemui di Jakarta Sabtu, Didi (panggilan Agus Wahyudi), mengatakan, warga beberapa negara tersebut sangat menyukai koleksi kupu-kupu untuk hiasan dinding.
Apalagi bagi warga Jepang, keradaan kupu-kupu di dalam rumah atau di ruang hotel, kata dia, seakan-akan menjadi syarat wajib karena kupu-kupu dianggap pembawa hoki.
Khusus ke Jepang, hampir setiap 2,5 bulan sekali pasti ada permintaan pengiriman sesuai dengan pesanan yang mereka inginkan.
Sedangkan negara-negara lainnya, biasanya kalau pasaran atau pesanan sedang ramai, baru minta kiriman sehingga waktu dan jumlahnya tidak bisa ditentukan.
"Kupu-kupu yang di dalam negeri dijual Rp250 ribu per pigura, bila diekspor bisa mencapai Rp600 ribu, harganya akan lebih mahal bila kupu-kupu merupakan jenis langka," kata dia.
Usaha kupu-kupu yang dia tekuni sejak sepuluh tahun lebih tersebut, berawal dari informasi dari pakar kupu-kupu dari Australia tengah mengadakan penelitian di Sulsel.
Dari perkenalannya dengan warga Australia, bapak tiga anak yang lulusan SMP itu kemudian diberi kesempatan belajar di negeri Kanguru.
"Sepulang dari Austalia itulah, saya akhirnya mengembangkan usaha kerajinan kupu-kupu yang kini juga banyak diminati oleh warga dari beberapa daerah di Indonesia," kata dia.
"Yang penting adalah kemauan untuk berusaha dan keberanian untuk mengembangkan kreatifitasnya, insya Allah siapapun orangnya akan mendapatkan kesuksesan," kata Didi.
Seorang pengusaha budidaya dan pengrajin hiasan kupu-kupu asal Sulawesi Selatan, Agus Wahyudi, mengatakan, hiasan kupu-kupu yang diawetkan sangat diminati warga Jepang, Korea, Bangkok, Yordania, Australia, dan Belanda.
Ditemui di Jakarta Sabtu, Didi (panggilan Agus Wahyudi), mengatakan, warga beberapa negara tersebut sangat menyukai koleksi kupu-kupu untuk hiasan dinding.
Apalagi bagi warga Jepang, keradaan kupu-kupu di dalam rumah atau di ruang hotel, kata dia, seakan-akan menjadi syarat wajib karena kupu-kupu dianggap pembawa hoki.
Khusus ke Jepang, hampir setiap 2,5 bulan sekali pasti ada permintaan pengiriman sesuai dengan pesanan yang mereka inginkan.
Sedangkan negara-negara lainnya, biasanya kalau pasaran atau pesanan sedang ramai, baru minta kiriman sehingga waktu dan jumlahnya tidak bisa ditentukan.
"Kupu-kupu yang di dalam negeri dijual Rp250 ribu per pigura, bila diekspor bisa mencapai Rp600 ribu, harganya akan lebih mahal bila kupu-kupu merupakan jenis langka," kata dia.
Usaha kupu-kupu yang dia tekuni sejak sepuluh tahun lebih tersebut, berawal dari informasi dari pakar kupu-kupu dari Australia tengah mengadakan penelitian di Sulsel.
Dari perkenalannya dengan warga Australia, bapak tiga anak yang lulusan SMP itu kemudian diberi kesempatan belajar di negeri Kanguru.
"Sepulang dari Austalia itulah, saya akhirnya mengembangkan usaha kerajinan kupu-kupu yang kini juga banyak diminati oleh warga dari beberapa daerah di Indonesia," kata dia.
"Yang penting adalah kemauan untuk berusaha dan keberanian untuk mengembangkan kreatifitasnya, insya Allah siapapun orangnya akan mendapatkan kesuksesan," kata Didi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar