28 Persen Remaja Kirim Gambar Berbau Pornografi via Email

angger.com: Sexting atau pengiriman pesan digital berisi konten berbau pornografi melalui ponsel saat ini sedang jadi tren.

Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan di sub-laman The Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine, jamanetwork.com, ada 28% remaja Amerika Serikat yang suka mengirimkan pesan tertulis atau konten email yang berisi gambar bugil mereka sendiri.

Sekitar 964 pelajar dari tujuh SMA di Texas, Amerika Serikat (AS) yang berusia 14 hingga 19 tahun diberikan pertanyaan seputar texting dan hasilnya cukup mengejutkan.

Misalnya saja untuk frekuensi pengiriman, jika dilihat dari jenis kelamin, remaja wanita atau sekitar 68% dari lebih sering melakukan sexting karena diminta oleh seseorang sementara lawan jenisnya atau sekitar 46% justru lebih aktif untuk meminta seseorang untuk mengirimkan konten porno.

Dari hasil penelitian tersebut, karena remaja wanita dilihat lebih sering melakukan sexting, perilaku mereka cenderung akan terpengaruh dari lingkungan pergaulan bebas, seperti mengonsumsi alkohol, narkotika, dan melakukan hubungan badan tapi dengan berganti pasangan.

Di AS, ponsel pintar memang menjadi suatu perangkat yang wajib dimiliki oleh para remaja.

Walaupun belum mendominasi, dari 799 responden remaja berusia 12-17 tahun, lembaga riset internet Pew Research Center mencatat pada April-Juli 2011 ada 23% responden yang memiliki ponsel pintar.

Sementara 54% lainnya menggunakan ponsel biasa (feature phone). Karena aktivitas yang paling sering dilakukan ialah pengiriman pesan berbasis teks, frekuensi pengiriman SMS pun dilihat cukup tinggi.

Sekitar 18% responden mengirim lebih dari 200 SMS per harinya. Tapi dalam sehari, pada periode April-Juli, rata-rata mereka mengirim 21-100 SMS perharinya.

Kemudian untuk penggunaan email, masih berdasarkan data Pew Research Center, 6% responden mengaku mengirim email setiap hari, 11% mengirim beberapa kali dalam seminggu, 20% mengirim paling sedikit satu kali, 23% sekali seminggu, dan 39% berkata tidak pernah.

sumber:metronews