Selasa, 18 September 2012

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), adalah salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang mempunyai lahan pertanian, perkebunan, perikanan (darat/laut) dan peternakan yang sangat luas dan besar potensinya untuk berusaha dibidang Agro. Potensi usaha dibidang Agro Bisnis terbuka lebar, namun demikian upaya untuk Mengoptimalisasi dan Maksimalisasi dari pada potensi yang ada masih sangat kurang.

Masih adanya lahan pertanian, perkebunan pada khususnya saat ini menjadi terbengkalai dikarenakan sudah kurang / tidak produktif lagi disebabkan tanahnya kurang / tidak subur dikarenakan pemakaian pupuk berbahan kimia secara berlebihan, dan yang lebih memprihatikan tidak ada upaya dari pihak terkait untuk melakukan pembenahan dan penyuburan kembali dari pada tanah tersebut, dan hal tersebut juga sangat berpengaruh terhadap usaha dibidang peternakan.

Beberapa daerah Kabupaten khususnya yang berada didaerah Jawa dan hampir seluruh daerah diluar jawa, mempunyai potensi yang sangat besar/luas dalam usaha agro, baik dibidang usaha peternakan, perkebunan, perikanan terutama/khususnya disektor Padi/beras (Sawah). Untuk menjaga agar Kabupaten tersebut diatas maupun Kabupaten lainnya tetap mempunyai tingkat kesuburan tanah yang baik dan mempunyai produktivitas maksimal, secara perlahan, bertahap dan menyeluruh pemakaian pupuk berbahan kimia harus dikurangi sehingga pada suatu saat/ waktu pemakaian pupuk kimia sudah tidak ada lagi, dan sebagai pengganti dari pada pupuk kimia, saat ini sudah banyak didapat dan dijual dipasaran berupa pupuk organik sebagai pegganti dari pada pupuk kimia. Penggunaan bahan organik telah menjadi alternatif dan bukan sekedar subsitusi dalam usaha dibidang Agro, baik untuk pertanian, perkebunan (Pupuk Organik) untuk peternakan, perikanan (Pakan Organik).



Melihat perkembangan usaha di bidang Agro baik pertanian, perkebunan, peternakan maupun perikanan pada khususnya, Indonesia masih jauh dari kemajuan yang diharapkan, jauh ketinggalan dibandingkan dengan negara tetangga sesama anggota Asean, dikarenakan belum / tidak adanya suatu system dan jaringan yang memayungi dan melindungi para pelaku usaha agro baik dari sisi tenaga ahli, teknologi, produk dan prasarana-sarana produk maupun dari sisi pemasaran dan perdagangan yang mana banyak sekali karya dan cipta anak bangsa yang kurang mendapat perhatian dari pihak terkait(*), dengan demikian dipandang perlu dibuat dan disiapkan suatu Konsep Terpadu, System dan Jaringan Terpadu mulai dari Sektor Hulu (Produsen) sampai dengan Sektor Hilir (Pemasaran dan Perdagangan) serta Sektor Penunjang (Transportasi, Distribusi , dll.). Disamping system dan jaringan terpadu, Strategy Usaha, Model usaha dan cara juga harus dilakukan dengan satu system management yang baik, agar usaha dibidang Agro lebih maju kedepannya.

Saat ini usaha di bidang Agro masih berjalan secara acak dan sendiri-sendiri tanpa adanya System, Mekanisme dan Strategy yang Memayungi dan Melindungi para pelakunya dalam berusaha di Agro Bisnis, yang lebih Ironis dan menyedihkan adalah para pekerja / penggarap dimana tingkat kehidupan dan kesejahteraannya sangatlah rendah/memprihatinkan dan jauh dari pada yang diharapkan, berbanding terbalik dengan para pelaku / pemilik lahan usaha itu sendiri, hal tersebut dikarenakan belum atau tidak adanya suatu system dan jaringan yang juga ikut memayungi dan melindungi para pekerja / penggarap itu sendiri.
System dan Jaringan Terpadu menyentuh dari segala aspek pelaku yang terlibat didalamnya, baik pihak / pelaku yang terlibat langsung maupun tidak langsung, sehingga KATA KUNCI :
a. Variable 1 : Optimalisasi pengelolaan daging jenis unggas.
b. Variable 2 : Meningkatkan kualitas daya saing dan mutu.
c. Variable 3 : KewirausahaanTerpimpin.
2. Pokok Masalah.
Apa dan mengapa perlu optimalisasi pengelolaan daging jenis unggas guna meningkatkan kualitas daya saing dan mutu dalam rangka kewirausahaan terpimpin?

Optimalisasi pengelolaan daging jenis unggas merupakan langkah-langkah konsepsi meningkatkan kualitas daya saing dan mutu yang berkaitan dengan kewirausahaan terpimpin serta mengedepankan komunikasi, koordinasi, kerjasama dan terintegrasi dalam satu wadah dan satu tujuan demi terwujudnya kesejehateraan peternak tradisional, konvensional dan modern dalam satu himpunan, sehingga didapatkan daging ternak berkualitas guna mencukupi kebutuhan pasar nasional dan internasional.

Secara internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan subtropis). Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta Lombok. Hakekat meningkatkan kualitas daya saing dan mutu adalah proses mengubah pemberdayaan menjadi kemampuan nasional, yaitu mengubah potensi menjadi kemampuan sinergitas dinamis yang harus selalu ditingkatkan secara berlanjut dan berkesinambungan melalui optimalisasi pengelolaan.

Kewirausahaan terpimpin dimaksudkan untuk lebih meningkatkan hubungan dagang, hubungan emosional dan hubungan mata rantai yang saling terkait dari peternak sampai denganpasar, dari desa sampai dengan kota, hal ini merupakan teknis dan taktis optimalisasi pengelolaan berjenjang dan berlanjut serta berkesinambungan dari hulu sampai hilir. Mengapa demikian? Dengan terpimpin akan mudah dalam analisa,evaluasi dan kontrol aliran permodalan yang terarah dalam satu lingkaran mata rantai ekonomi kerakyatan.
Dengan demikian optimalisasi pengelolaan daging jenis unggas guna meningkatkan kualitas daya saing dan mutu dalam rangka kewirausahaan Terpimpin?
3. Pokok-Pokok Persoalan.
a. Optimalisasi pengelolaan daging jenis unggas belum memadai.
b. Meningkatkan kualitas daya saing dan mutu belum sepenuhnya berjalan optimal.
c. Kewirausahaan terpimpin masih rendah.


4. Pokok-Pokok Pemecahan Persoalan.
a. Kebijakan. Terwujudnya optimalisasi pengelolaan daging jenis unggas untuk meningkatkan kualitas daya saing dan mutu, melalui kewirausahaan terpimpin secara menyeluruh.
b. Strategy.
1) Strategy 1. Optimalisasi pengelolaan daging jenis unggas.
2) Strategy 2. Meningkatkan kualitas daya saing dan mutu secara menyeluruh.
3) Strategy 3. Terwujudnya Kewirausahaan terpimpin.
c. Upaya.
1) Upaya Strategy 1. Upaya untuk mewujudkan optimalisasi pengelolaan daging jenis unggas antara lain :
a) Menyiapkan sarana dan prasarana pemotongan.
(1) Menyediakan lahan yang Strategys untuk tempat penerimaan dan kantor.
(2) Menyiapkan cool storage berkapasitas besar.
(3) Membuat kolam kolam limbah yang berfungsi untuk penggemukan ikan lele, patin, bawal, gurame,dll.
(4) Menyeleksi mitra usaha yang berkomitmen, berdedikasi, jujur dan amanah, sanggup bekerjasama dalam kewirausahaan terpimpin.
(5) Mengadakan studi keluar bila diperlukan untuk peningkatan manusia sumber daya.
b) Menyiapkan tempat penyimpanan hasil pemotongan.
(1) Merancang kemasan olahan dan menyiapkan pelengkap hasil pemotongan untuk penyimpanan dalam jangka waktu tertentu.
(2) Menyiapkan gudang pendingin / cool storage yang layak untuk hasil pemotongan sebelum dikirim kepasar atau pembeli.
c) Menyiapkan Litbang dan laborat.
(1) Merancang pengadaan alat peralatan Litbang.
(2) Mengadakan sarana laborat.
2) Upaya Strategy 2. Upaya untuk meningkatkan kualitas daya saing dan mutu secara menyeluruh, antara lain :
a) Melakukan pengawasan DoD untuk mendapatkan bibit indukan berkualitas.
(1) Memberikan keleluasaan pengelolaan penetasan kepada mitra usaha.
(2) Melakukan studi keluar untuk menambah wawasan dan pengalaman para anggota.
b) Melakukan seleksi telor untuk penetasan.
(1) Menyiapkan pengadaan telor yang mencukupi untuk proses penetasan.
(2) Menyiapkan indukan petelor untuk mencukupi ketersediaan telor penetasan.
(3) Bekerjasama saling menguntungkan dengan pihak-pihaklain dalam pengadaan telor.
c) Menyiapkan alat penetas sesuai dengan SDM/operator baik alami maupun modern.
(1) Menyiapkan pengadaan alat penetas alami indukan pengeram.
(2) Pembelian alat dan sarana penetas yang sesuai dengan keadaan.

(3) Melakukan kerjasama saling menguntungkan dengan pihak lain.
d) Menyediakan kecukupan pakanternak.
(1) Melakukan pembelian bahan baku pakan.
(a) Bahan pakan alami.
(b) Bahan pakan limbah Industri.
(c) Bahan pakan setengah jadi.
(d) Bahan Pakan Industri.
(e) Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam hal ketercukupan bahan pakan ternak.
3) Upaya Strategy 3. Upaya untuk terwujudnya kewirausahaan terpimpin secara optimal, antara lain :
a) Mengadakan pendekatan dan melakukan Komunikasi, Koordinasi, Kerjasama Terintegrasi (K3T).
(1) Menjaring mitra secara selektif secara berjenjang berlanjut dan berkesinambungan dari hulu sampai hilir.
(2) Mengupayakan peningkatan pengetahuan di bidang ternak, pengadaan, pengolahan para anggota.
b) Memberika tanggung jawab moril dan materiil dalam mengatasi kesulitan para anggota.
(1) Melakukan interaksi dengan semua anggota dengan tidak membatasi tujuan dari setiap jenjang untuk mengoptimalkan kemampuan, kemauan, cita-cita setiap anggota untuk mencapai derajat kesejahteraan.
(2) Memfasilitasi dan melakukan bimbingan serta pengawasan secara berjenjang dengan berpedoman pada menjaga kehormatan dan sikap saling menghormati.
(3) Mengadakan pertemuan/tour of duty dengan para anggota dengan cara silahturrahmi.
c) Tidak membebankan kerugian secara penuh kepada anggota akibat bencana alam.
(1) Mengadakan pengecekan langsung akibat dari suatu bencana alam yang mengakibatkan kerugian anggota.
(2) Memfasilitas ikembali dan memberikan semangat moriil untuk hidup layak.
c) Melakukan merger antara peternak untuk tetap beraktivitas.



Baca juga:

 Artikel diatas dikirim oleh.

  • nama          :Dulkanan
  • Facebook   :Tidak ada
  • Website      :Tidak ada
Bila Anda Senang Dengan Blog ini. Saya Ingin Mengajak Anda Menjadi Penulis Tamu di Blog ini ?Seperti yang dilakukan sahabat kita diatas?buruan masuk sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar