Minggu, 25 September 2011

Didirikan 1999 Hub Bandara Internasional Soekarno- Hatta, Jakarta Kota fokus Padang Medan Pekanbaru Palembang Yogyakarta Denpasar Surabaya Balikpapan Makassar Manado Banda Aceh Program frequent flyer - Lounge penumpang Lion Air Lounge Aliansi Wings Air Ukuran armada 57 Kota tujuan 61 Perusahaan induk PT Lion Mentari Airlines Kantor pusat Jakarta, Indonesia Orang penting Rusdi Kirana, Presiden Direktur Situs web www.lionair.co.id Lion Air adalah nama sebuah maskapai penerbangan berbiaya murah yang berasal dari Indonesia. Maskapai ini merupakan maskapai pertama di Asia yang memberikan 2 kelas (bisnis dan ekonomi)[1]. Armada Armada Lion Air per 7 Juni 2011 terdiri dari:[2]** 49 Boeing 737-900ER (Pengguna pertama di dunia)(total pemesanan: 178) [3][4] 12 pesanan dialihkan ke seri -800 [1] 12 Boeing 737-800 (pengalihan pesanan dari seri -900ER) [2] 2 Boeing 737-300 (Keluar dari armada = 2011) 7 Boeing 737-400 (Keluar dari armada = 2011) 2 Boeing 747-400 4 McDonnell Douglas MD-90 (Keluar dari armada = 2011) 12 ATR 72-500 (milik Wings Air,18 masih dalam pemesanan) Mantan Armada 13 McDonnell Douglas MD-82 1 Boeing 737-200 1 Airbus A310-300 Sejarah Armada Boeing 737-400 Perjalanan panjang yang telah ditempuh Lion Air berawal dari penerbangan domestik yang kecil. Setelah 13 tahun pengalaman di bisnis wisata yang ditandai dengan kesuksesan biro perjalanan Lion Tours, kakak-beradik Kusnan dan Rusdi Kirana bertekad menjadikan impian mereka untuk memiliki usaha penerbangan menjadi kenyataan. Dibekali ambisi yang tinggi dan modal awal 10 juta dolar Amerika Serikat, Lion Air secara hukum didirikan pada bulan Oktober tahun 1999. Namun pengoperasian baru berjalan di mulai pada tanggal 30 Juni tahun 2000, dengan menggunakan sebuah pesawat Boeing 737-200. Saat ini, Rusdi Kirana sebagai salah satu pemilik Lion Air [5] memegang jabatan sebagai Presiden dan juga Direktur. Hingga pertengahan 2005, bersama dengan penerbangan internasional lainnya, Lion Air menempati Terminal 2F Bandara Sukarno-Hatta; sedangkan perusahaan penerbangan lokal atau penerbangan domestik menempati Terminal Satu. Faktor tersebut, selain mampu memberikan para penumpang kemudahan penerbangan sambungan ke Indonesia atau dari Indonesia ke tujuan internasional lainnya, juga memberikan keuntungan lebih dari segi prestise. Tetapi kemudian Lion Air dipindahkan ke Terminal 1A dan penerbangan ke Pulau Sumatera,Batam,Pangkalpinang,dan Palangkaraya dioperasikan di terminal 1B (mulai 11 Oktober 2010)hingga saat ini.Sedangkan semua penerbangan internasional Lion Air dilayani dari terminal 2E. Pada 2005, Lion Air memiliki 24 pesawat penerbangan yang terdiri dari 19 seri McDonnell Douglas MD-82 dan 5 pesawat DHC-8-301. Untuk memenuhi layanan yang rendah biaya, Armada Lion Air didominasi oleh MD-80 karena efisiensi dan kenyamanannya. Dalam upaya meremajakan armadanya, Lion Air telah memesan 178 Boeing 737-900ER yang akan diantar bertahap dari 2007 hingga 2014. Lion Air berencana bersaing baik dengan Garuda Indonesia maupun Saudi Arabian Airlines untuk menerbangi rute-rute umroh bahkan haji dengan pesawat Boeing 747-400. 2 (dua) Pesawat Boeing 747-400 sudah masuk dalam armadanya. Pesawat Boeing 737-900 ER Lion Air Pesawat Boeing 737-400 Lion Air Pesawat MD-90 Lion Air Pesawat Boeing 737-800ER Lion Air Insiden yang menimpa Lion Air 14 Januari 2002, Lion Air Penerbangan 386 PK-LID, Boeing 737-200 rute Jakarta-Pekanbaru- Batam gagal mengudara (take off) dan terjerembab setelah lebih dari lima meter badan pesawat meninggalkan landasan pacu di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Tujuh orang penumpangnya luka-luka dan patah tulang. 31 Oktober 2003, Lion Air Penerbangan 787, MD-82 rute Ambon-Makassar-Denpasar, keluar jalur saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar. 3 Juli 2004, Lion Air Penerbangan 332, MD-82 rute Jakarta- Palembang mendarat tidak sempurna di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II , Palembang. 30 November 2004, Lion Air Penerbangan 538 PK-LMN, MD-82 rute Jakarta-Solo-Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Adisumarmo, Solo. 26 orang penumpangnya tewas. 10 Januari 2005, Lion Air Penerbangan 789, MD-82 gagal take off di Bandara Wolter Monginsidi, Kendari akibat salah satu bannya kempes. 3 Februari 2005, Lion Air Penerbangan 791, MD-82 rute Ambon-Makassar tergelincir saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar. 12 Februari 2005, Lion Air Penerbangan 1641, MD-82 rute Mataram-Surabaya ketika akan take off di Bandara Selaparang, Mataram. Roda bagian depan tergelincir keluar landasan, sekitar setengah meter di sebelah utara dari pinggir landasan pacu. 6 Mei 2005, Lion Air Penerbangan 778, MD-82 rute Jakarta-Makassar pecah ban saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar. Akibatnya, pilot terpaksa menghentikan pesawat di landasan pacu sebelum mencapai lapangan parkir. 24 Desember 2005, Lion Air Penerbangan 792, MD-82 rute Jakarta-Makassar- Gorontalo tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar. 18 Januari 2006, Lion Air Penerbangan 778, MD-82 rute Ambon-Makassar-Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar. 4 Maret 2006, Lion Air penerbangan 8987, MD-82 rute Denpasar- Surabaya tergelincir saat mendarat di Bandara Juanda, Surabaya karena cuaca buruk. 7 April 2006, Lion Air Penerbangan 391, MD-82 rute Pekanbaru-Jakarta batal lepas landas karena gangguan pada roda kiri di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Pesawat itu tak jadi lepas landas karena roda kirinya tiba-tiba tak bergerak walaupun sudah bergerak dari apron menuju ujung landasan dan siap terbang. 24 Desember 2006, Lion Air Penerbangan 792,PK-LIJ Boeing 737-400 rute Jakarta-Makassar- Gorontalo tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar. 19 Maret 2007, Lion Air Penerbangan 311, MD-82 rute Banjarmasin-Surabaya batal lepas landas walaupun sempat meluncur di landasan pacu Bandar Udara Sjamsudin Noor, Banjarmasin. 23 Februari 2009, Lion Air Penerbangan 972 PK-LIO, MD-90 rute Medan-Batam-Surabaya mendarat darurat di Bandara Hang Nadim Batam akibat macetnya roda depan. Semua penumpang selamat. [3] 9 Mei 2009, MD-90 Lion Air PK-LIL tergelincir di Bandara Soekarno- Hatta 3 November 2010, Lion Air Penerbangan 712 ,PK-LIQ Boeing 737-400 rute Jakarta-Pontianak- Jakarta tergelincir di Bandara Supadio Pontianak. 14 Februari 2011, Lion Air Penerbangan 598, Boeing 737-900ER rute Jakarta-Pekanbaru tergelincir saat mendarat di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekan Baru.Semua Penumpang Selamat namun hal itu di tanggapi oleh Dirjen Perhubungan Darat dengan menyatakan bahwa semua pesawat jenis Boeing 737-900ER Dilarang Mendarat di Kota Pekanbaru apabila landasan basah. Lion Air memutuskan menggunakan pesawat Boeing 737-400 untuk melayani rute tersebut (Hal ini kemungkinan akan menunda niat Lion Air untuk memensiunkan Boeing 737-400) 15 Februari 2011, Lion Air tujuan Medan-Pekanbaru-Jakarta dengan nomor penerbangan JT 0295 berjenis Boeing 737-900 ER tergelincir di Pekanbaru pada pukul 17.00 WIB. Seluruh roda pesawat keluar dari lintasan bandara. . Seluruh penumpang tidak mengalami luka-luka. Pada 17 February 2011 sebuah Lion Air Boeing 737-900 ER (pesawat yang sama yang tergelincir di Pekanbaru 2 hari sebelumnya) sedang didorong oleh traktor di bandara Jakarta dan tanpa sengaja mengarah ke pesawat Lion lainnya. Pesawat mengalami kerusakan pada stabilizer bagian belakang. Tidak ada laporan korban luka.[6]ub Bandara Internasional Soekarno- Hatta, Jakarta Kota fokus Padang Medan Pekanbaru Palembang Yogyakarta Denpasar Surabaya Balikpapan Makassar Manado Banda Aceh Program frequent flyer - Lounge penumpang Lion Air Lounge Aliansi Wings Air Ukuran armada 57 Kota tujuan 61 Perusahaan induk PT Lion Mentari Airlines Kantor pusat Jakarta, Indonesia Orang penting Rusdi Kirana, Presiden Direktur Situs web www.lionair.co.id Lion Air adalah nama sebuah maskapai penerbangan berbiaya murah yang berasal dari Indonesia. Maskapai ini merupakan maskapai pertama di Asia yang memberikan 2 kelas (bisnis dan ekonomi)[1]. Armada Armada Lion Air per 7 Juni 2011 terdiri dari:[2]** 49 Boeing 737-900ER (Pengguna pertama di dunia)(total pemesanan: 178) [3][4] 12 pesanan dialihkan ke seri -800 [1] 12 Boeing 737-800 (pengalihan pesanan dari seri -900ER) [2] 2 Boeing 737-300 (Keluar dari armada = 2011) 7 Boeing 737-400 (Keluar dari armada = 2011) 2 Boeing 747-400 4 McDonnell Douglas MD-90 (Keluar dari armada = 2011) 12 ATR 72-500 (milik Wings Air,18 masih dalam pemesanan) Mantan Armada 13 McDonnell Douglas MD-82 1 Boeing 737-200 1 Airbus A310-300 Sejarah Armada Boeing 737-400 Perjalanan panjang yang telah ditempuh Lion Air berawal dari penerbangan domestik yang kecil. Setelah 13 tahun pengalaman di bisnis wisata yang ditandai dengan kesuksesan biro perjalanan Lion Tours, kakak-beradik Kusnan dan Rusdi Kirana bertekad menjadikan impian mereka untuk memiliki usaha penerbangan menjadi kenyataan. Dibekali ambisi yang tinggi dan modal awal 10 juta dolar Amerika Serikat, Lion Air secara hukum didirikan pada bulan Oktober tahun 1999. Namun pengoperasian baru berjalan di mulai pada tanggal 30 Juni tahun 2000, dengan menggunakan sebuah pesawat Boeing 737-200. Saat ini, Rusdi Kirana sebagai salah satu pemilik Lion Air [5] memegang jabatan sebagai Presiden dan juga Direktur. Hingga pertengahan 2005, bersama dengan penerbangan internasional lainnya, Lion Air menempati Terminal 2F Bandara Sukarno-Hatta; sedangkan perusahaan penerbangan lokal atau penerbangan domestik menempati Terminal Satu. Faktor tersebut, selain mampu memberikan para penumpang kemudahan penerbangan sambungan ke Indonesia atau dari Indonesia ke tujuan internasional lainnya, juga memberikan keuntungan lebih dari segi prestise. Tetapi kemudian Lion Air dipindahkan ke Terminal 1A dan penerbangan ke Pulau Sumatera,Batam,Pangkalpinang,dan Palangkaraya dioperasikan di terminal 1B (mulai 11 Oktober 2010)hingga saat ini.Sedangkan semua penerbangan internasional Lion Air dilayani dari terminal 2E. Pada 2005, Lion Air memiliki 24 pesawat penerbangan yang terdiri dari 19 seri McDonnell Douglas MD-82 dan 5 pesawat DHC-8-301. Untuk memenuhi layanan yang rendah biaya, Armada Lion Air didominasi oleh MD-80 karena efisiensi dan kenyamanannya. Dalam upaya meremajakan armadanya, Lion Air telah memesan 178 Boeing 737-900ER yang akan diantar bertahap dari 2007 hingga 2014. Lion Air berencana bersaing baik dengan Garuda Indonesia maupun Saudi Arabian Airlines untuk menerbangi rute-rute umroh bahkan haji dengan pesawat Boeing 747-400. 2 (dua) Pesawat Boeing 747-400 sudah masuk dalam armadanya. Pesawat Boeing 737-900 ER Lion Air Pesawat Boeing 737-400 Lion Air Pesawat MD-90 Lion Air Pesawat Boeing 737-800ER Lion Air Insiden yang menimpa Lion Air 14 Januari 2002, Lion Air Penerbangan 386 PK-LID, Boeing 737-200 rute Jakarta-Pekanbaru- Batam gagal mengudara (take off) dan terjerembab setelah lebih dari lima meter badan pesawat meninggalkan landasan pacu di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Tujuh orang penumpangnya luka-luka dan patah tulang. 31 Oktober 2003, Lion Air Penerbangan 787, MD-82 rute Ambon-Makassar-Denpasar, keluar jalur saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar. 3 Juli 2004, Lion Air Penerbangan 332, MD-82 rute Jakarta- Palembang mendarat tidak sempurna di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II , Palembang. 30 November 2004, Lion Air Penerbangan 538 PK-LMN, MD-82 rute Jakarta-Solo-Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Adisumarmo, Solo. 26 orang penumpangnya tewas. 10 Januari 2005, Lion Air Penerbangan 789, MD-82 gagal take off di Bandara Wolter Monginsidi, Kendari akibat salah satu bannya kempes. 3 Februari 2005, Lion Air Penerbangan 791, MD-82 rute Ambon-Makassar tergelincir saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar. 12 Februari 2005, Lion Air Penerbangan 1641, MD-82 rute Mataram-Surabaya ketika akan take off di Bandara Selaparang, Mataram. Roda bagian depan tergelincir keluar landasan, sekitar setengah meter di sebelah utara dari pinggir landasan pacu. 6 Mei 2005, Lion Air Penerbangan 778, MD-82 rute Jakarta-Makassar pecah ban saat mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar. Akibatnya, pilot terpaksa menghentikan pesawat di landasan pacu sebelum mencapai lapangan parkir. 24 Desember 2005, Lion Air Penerbangan 792, MD-82 rute Jakarta-Makassar- Gorontalo tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar. 18 Januari 2006, Lion Air Penerbangan 778, MD-82 rute Ambon-Makassar-Surabaya tergelincir saat melakukan pendaratan di Bandara Hasanuddin, Makassar. 4 Maret 2006, Lion Air penerbangan 8987, MD-82 rute Denpasar- Surabaya tergelincir saat mendarat di Bandara Juanda, Surabaya karena cuaca buruk. 7 April 2006, Lion Air Penerbangan 391, MD-82 rute Pekanbaru-Jakarta batal lepas landas karena gangguan pada roda kiri di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Pesawat itu tak jadi lepas landas karena roda kirinya tiba-tiba tak bergerak walaupun sudah bergerak dari

1 komentar:

  1. Nice posting buddy…I love to read it…I love your blog. Thanks

    for sharing..
    I would like to share good news also. Here you:

    English Teachers Urgently Required !!!

    A fast-growing National English Language Consultant is hunting

    for professional English Tutors with the following qualifications:

    i. Competent, Experienced, or Fresh Graduate
    ii. Proficient in English both spoken & written
    iii. Friendly, Communicative, & Creative
    iv. Available for being placed in one of the following

    branches:

    a. Balikpapan, BRI Building 8th Floor, Jln. Jend.

    Sudirman No 37 Klandasan Balikpapan, Telp: (0542)-737537
    b. Pekanbaru, Jl. AHmad Yani No. 187, Kelurahan

    Tanah Datar, 28000 Telp: (0761) 7641321
    c. Palembang, Gedung Sucofindo Lt. 2 Jl. Jendral

    Sudirman 774 Palembang, Telp: (0711) 358442

    If you meet the qualifications above, please send your resume

    to the address you are applying for or to our email:

    easyspeak.recruitment@gmail.com within 2 (two) weeks after

    this advertisement.

    Visit http://www.easyspeak.co.id for further information about

    ourni company.

    BalasHapus